Jalan Sehat: COVID-19
Showing posts with label COVID-19. Show all posts
Showing posts with label COVID-19. Show all posts

Digitalisasi Sertifikat Vaksinasi Covid-19 untuk Keamanan Perjalanan Internasional

Jalan Sehat - Digitalisasi sertifikat vaksinasi Covid-19 untuk keamanan perjalanan internasional. Pernyataan Bersama tentang Pengakuan ASEAN atas Sertifikat Vaksinasi Covid-19, ASEAN mengakui sertifikat vaksinasi Covid-19.

Digitalisasi Sertifikat Vaksinasi Covid-19 untuk Keamanan Perjalanan Internasional


Negara-negara anggota ASEAN telah mengakui sertifikat vaksinasi Covid-19 di seluruh Asia Tenggara.

digitalisasi-sertifikat-vaksinasi-covid-19-untuk-keamanan-perjalanan-internasional
Digitalisasi sertifikat vaksinasi Covid-19 untuk keamanan perjalanan internasional

Menteri-menteri kesehatan negara ASEAN mendukung keputusan ini di ajang 15th ASEAN Health Ministers Meeting (15th AHMM) yang berlangsung di Nusa Dua, Bali, Indonesia, pada 11-15 Mei 2022.

Demi membatasi penyebaran SARS COV-2, pertemuan tersebut memperluas digitalisasi sertifikat vaksinasi Covid-19.

Upaya ini meliputi penggunaan sertifikat digital untuk menjaga keamanan perjalanan internasional.

Maka, penggunaan sertifikat vaksinasi akan menggerakkan aktivitas ekonomi, memulihkan kegiatan bisnis, termasuk pariwisata, di era pasca-Covid-19.

Berkat sertifikat vaksinasi digital yang telah disetujui ASEAN, wisatawan ASEAN semakin mudah berkunjung ke negara-negara di kawasan tersebut.

Menteri Kesehatan Indonesia Budi Gunadi Sadikin berkata, seluruh negara ASEAN akan memakai perangkat verifikasi sertifikat vaksinasi Covid-19 secara sukarela.

"Negara-negara anggota ASEAN tetap bisa menggunakan mekanisme sertifikat vaksinasinya masing-masing," jelasnya dalam sebuah acara jumpa pers setelah sesi utama 15th AHMM 2022.

Komitmen dan Keterlibatan Multisektoral


Menteri Kesehatan Budi Gunadi juga menekankan pentingnya keterlibatan multisektoral dalam pelaksanaan inisiatif tersebut.

AHMM berkomitmen menjalin kerja sama guna meningkatkan daya tahan setelah pandemi, termasuk pengakuan sertifikat vaksinasi Covid-19 ini.

Setelah sertifikat vaksinasi Covid-19 diakui secara kolektif oleh ASEAN, Menteri Kesehatan Budi Gunadi berharap warga negara anggota ASEAN dapat bepergian dengan aman di wilayah Asia Tenggara.

Pemberlakuan sertifikasi vaksinasi Covid-19 ini akan mengikuti undang-undang, regulasi imigrasi, dan protokol kesehatan wajib di negara-negara anggota ASEAN.

Selanjutnya akan mulai dilakukan digitalisasi sertifikat vaksinasi Covid-19 untuk keamanan perjalanan internasional.

Insect Cell Production, Teknologi Produksi Vaksin Berskala Luas yang Banyak Dipakai di Dunia

Jalan Sehat - Insect cell production, teknologi produksi vaksin berskala luas yang banyak dipakai di dunia. Vaksin Covid-19 yang dikembangkan WestVac BioPharma memiliki titer antibodi penetralisasi virus dalam jumlah banyak untuk melawan Omicron.

Insect Cell Production, Teknologi Produksi Vaksin Berskala Luas yang Banyak Dipakai di Dunia


WestVac BioPharma Co., Ltd. berhasil membuat perkembangan penting dalam vaksin Covid-19 generasi kedua yang melawan galur mutasi Omicron.

insect-cell-production-teknologi-produksi-vaksin-berskala-luas-yang-banyak-dipakai-di-dunia
Insect cell production, teknologi produksi vaksin berskala luas yang banyak dipakai di dunia

Vaksin ini berasal dari teknologi vaksin generasi kelima terbaru, menyasar protein S-RBD dari galur mutasi Covid-19.
Antigen vaksin subunit trimer ini secara cermat dirancang berdasarkan struktur tersebut.
Produksi vaksin berskala luas menggunakan teknologi sel serangga (insect cell production) mutakhir yang banyak dipakai di dunia, serta berkoordinasi dengan adjuvan vaksin baru di tingkat internasional.

Vaksin tersebut memicu produksi titer antibodi penetralisasi virus dalam jumlah banyak setelah hewan diimunisasi, seperti tikus atau monyet.

Antibodi penetralisasi virus yang melawan varian Omicron dapat mencapai puluhan ribu (saat darah terdilusi hingga 10.000 kali, antibodi ini masih mampu mencegah virus menulari sel).

Seperti yang telah diketahui, vaksin dengan kandungan puluhan ribu antibodi penetralisasi virus yang mencegah varian Brazil, Afrika Selatan, Delta, dan galur mutasi Euvirus lainnya, berpotensi menjadi vaksin Covid-19 universal yang sanggup melawan berbagai galur mutasi.

Virus yang dikembangkan WestVac Biopharma ini juga menjadi vaksin Covid-19 pertama di dunia yang memiliki titer antibodi penetralisasi virus dalam jumlah banyak untuk mencegah varian Omicron.

Tahap Riset dan Uji Coba


Uji coba pada hewan telah dilakukan dengan melibatkan sederet vaksinasi yang memakai beragam jenis vaksin Covid-19.

Dalam uji coba ini, dua dosis vaksin mRNA/inactivated, atau satu dosis vaksin adenovirus, disusul penggunaan vaksin buatan WestVac Biopharma, cepat mengaktifkan respons imun dan menghasilkan antibodi penetralisasi virus dalam jumlah yang lebih banyak ketimbang vaksin lain dengan tipe yang sama.
Vaksin tersebut telah menyelesaikan tahap riset dan tengah dipersiapkan dalam skala luas.
Proses produksinya berjalan stabil, serta telah tersertifikasi National Institutes for Food and Drug Control; riset farmakodinamik terhadap imunogenisitas dan proteksi tikus, mencit, dan monyet, serta evaluasi keamanan praklinis juga telah selesai; menurut perkiraan, vaksin tersebut segera memasuki tahap uji klinis pada awal 2022.

WestVac Biopharma adalah platform vaksin dan imunoterapi terkemuka di dunia. WestVac meraih gelar sebagai usaha rintisan dengan valuasi di atas $1 miliar (unicorn company) pada 2021.

WestVac memiliki fasilitas produksi berstandar GMP yang menghasilkan 600 juta dosis per tahun, serta memiliki "Drug Production License" dari instansi lokal yang mengawasi produk-produk medis.

WestVac memiliki insect cell expression yang telah berkembang dengan baik, Vaksin mRNA, adjuvan baru, vaksin bateri, dan vaksin tumor, serta platform imunoterapi.

WestVac juga memiliki 21 rencana pengembangan produk. Vaksin Covid-19 rekombinan jenis nasal spray untuk beragam varian virus tengah dikembangkan WestVac.

Kemudahan penggunaan vaksin jenis ini akan meningkatkan tingkat vaksinasi di seluruh dunia.

Dengan menggunakan teknologi sel serangga mutakhir atau insect cell production, teknologi produksi vaksin berskala luas yang banyak dipakai di dunia.

Luarbiasa, Alat Tes Ini Mampu Deteksi Covid-19 Varian Baru

Jalan Sehat - Luarbiasa, alat tes ini mampu deteksi covid-19 varian baru. Alat Tes Cepat Antigen SARS-COV-2 Joysbio mampu mendeteksi varian Omicron.

Luarbiasa, Alat Tes Ini Mampu Deteksi Covid-19 Varian Baru


Joysbio, salah satu produsen alat tes cepat Covid-19 yang terbesar di dunia, mengumumkan ketersediaan produknya di seluruh dunia, mampu mengidentifikasi varian-varian baru yang berbahaya.
luarbiasa-alat-tes-ini-mampu-deteksi-covid-19-varian-baru
Luarbiasa, alat tes ini mampu deteksi covid-19 varian baru
Joysbio, salah satu produsen alat tes cepat jenis lateral flow yang terbesar di dunia, mengumumkan ketersediaan produknya di seluruh dunia.
Alat-alat tes ini telah terbukti mampu mendeteksi varian baru Omicron (B.1.1.529).
Varian tersebut menjadi topik rapat darurat Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), bahkan menyebabkan banyak negara menerapkan larangan berkunjung (travel ban).

Joysbio SARS-COV-2 Antigen Rapid Test Kit dapat mendeteksi sejumlah varian SARS-COV-2 termasuk B.1.1.7 (Alpha), B.1.351 (Beta), B.1.617.2 (Delta), P.1 (Gamma), dan B.1.1.529 (Omicron).

"Varian Omicron masih menjadi misteri. Varian ini sepertinya lebih mudah menular," ujar Rick Zhang, Business Development Director, Joysbio.

"Menurut data sekuens DNA dari varian baru ini, domain protein sasaran pada alat tes kami tidak terpengaruh.

Maka, alat tes cepat antigen SARS-COV-2 buatan Joysbio dapat mendeteksi varian Omicron."

Risiko Reinfeksi Virus Varian Baru


Laporan WHO, dirilis hanya beberapa hari lalu, memuat beberapa indikasi mengkhawatirkan.

"Varian ini memiliki banyak mutasi, dan beberapa di antaranya termasuk mutasi yang mencemaskan.

Menurut bukti-bukti tahap awal, risiko reinfeksi semakin besar akibat varian baru ini jika dibandingkan VOC lain.

"Berbagai orang diimbau agar mengambil langkah-langkah yang diperlukan untuk mengurangi risiko Covid-19, termasuk protokol kesehatan publik dan sosial seperti mengenakan masker dengan ukuran yang tepat, menghindari kerumunan, dan mengikuti vaksinasi."
Joysbio COVID-19 Antigen Rapid Test Kit memberikan hasil pemeriksaan hanya dalam 15 menit.
Alat tes Joysbio sangat akurat. "Menurut analisis klinis atas 492 sampel, sensitivitas deteksinya tercatat sebesar 98,13%, dan spesifisitas sebesar 99,22%."

Alat tes ini telah digunakan dan diuji dengan varian-varian SARS-COV-2, serta terbukti responsif, akurat, dan bekerja cepat.

"Di Joysbio," Zhang berkata, "Kami berkomitmen mengikuti perkembangan seluruh varian SARS-COV-2.

Serta akan terus meningkatkan alat-alat tes yang telah beredar dan mengembangkan alat-alat tes baru jika diperlukan.

Ketika seseorang cepat mengetahui kondisi penyakitnya, maka langkah-langkah proaktif juga dapat diambil lebih cepat guna mencegah penularan dan merawat diri."

Zhang berkata bahwa Joysbio memiliki misi untuk melindungi jiwa manusia, setiap hari.

Proses Inovasi


Joysbio (Tianjin) Biotechnology Co., Ltd. adalah perusahaan bioteknologi asal Tiongkok yang berfokus pada litbang.

Joysbio mengembangkan, memproduksi, dan memasok alat tes cepat jenis in-vitro diagnostic (IVD) yang bermutu tinggi.

Joysbio juga menyediakan alat reagen khusus yang inovatif di seluruh dunia. Joysbio didirikan praktisi yang berpengalaman selama bertahun-tahun dalam bidang pemasaran/ penjualan, serta menguasai keahlian operasional dan manufaktur.

Dengan proses inovasi yang luarbiasa, alat tes ini mampu deteksi covid-19 varian baru.

Dampak serta Rekomendasi Pencegahan dan Pengendalian Pandemi Diulas Pakar Kesehatan Masyarakat Terkemuka

Jalan Sehat - Dampak serta rekomendasi pencegahan dan pengendalian pandemi diulas pakar kesehatan masyarakat terkemuka. CGTN Think Tank merilis laporan analisis tentang situasi global pandemi Covid-19.

Dampak serta Rekomendasi Pencegahan dan Pengendalian Pandemi Diulas Pakar Kesehatan Masyarakat Terkemuka


Di tengah laju pandemi global Covid-19 yang belum melambat, CGTN Think Tank merilis Laporan Analisis tentang Situasi Global Pandemi Covid-19 (Laporan) dengan memakai data dari situs Johns Hopkins University.
dampak-serta-rekomendasi-pencegahan-dan-pengendalian-pandemi-diulas-pakar-kesehatan-masyarakat-terkemuka
Dampak serta rekomendasi pencegahan dan pengendalian pandemi diulas pakar kesehatan masyarakat terkemuka

CGTN Think Tank juga memanfaatkan data dari Our World in Data dan Pharmaceutical Technology yang belum diproses secara lengkap, serta mengkaji literatur riset dari komunitas ilmiah.

Selain itu, CGTN Think Tank mengulas dampak pandemi terhadap pembangunan ekonomi dan sosial, serta sejumlah rekomendasi tentang pencegahan dan pengendalian pandemi dari pakar-pakar kesehatan masyarakat terkemuka.

Laporan ini menyusun data mengenai pencegahan dan pengendalian pandemi di 51 negara untuk memeringkatkan kinerja penanganan pandemi di negara-negara tersebut.

Tak hanya itu, laporan ini juga mencermati negara-negara yang sangat mengutamakan keselamatan warga, stabilitas sosial, dan lingkungan hidup.

Dengan demikian, CGTN Think Tank menyajikan sejumlah anjuran dan arahan bagi negara-negara di seluruh dunia untuk memberantas pandemi.

Laporan ini mengkaji dan mengevaluasi status terkini tentang pencegahan dan pengendalian pandemi di 51 negara berdasarkan lima indikator.

Lima indikator tersebur adalah jumlah kasus terkonfirmasi, jumlah kasus baru yang terkonfirmasi, angka kematian, tingkat vaksinasi, dan siklus lengkap dari awal pandemi hingga pengendaliannya per 14 Juli.

Menurut data yang dihimpun CGTN Think Tank, Amerika Serikat (AS) memiliki kinerja terburuk untuk tiga dari lima indikator statistik.

Angka kasus terkonfirmasi di Amerika Serikat tercatat di atas 34 juta, atau tertinggi di dunia, dan lebih dari 600.000 jiwa telah meninggal dunia; terhitung dari awal pandemi hingga tahap pengendaliannya.

Laju penularan harian di bawah 5.000 kasus di Amerika Serikat hanya berlangsung selama 62 hari, dan hal ini merupakan kinerja terburuk di antara negara-negara yang diteliti.

Data juga menunjukkan bahwa situasi di negara-negara besar di Eropa belum membaik.

Dalam jumlah kasus dan kematian yang terkonfirmasi, Perancis, Inggris, dan Italia berada di peringkat atas.

Menurut data, beberapa negara Asia telah menangani dan mengendalikan pandemi dengan baik berkat sejumlah kebijakan efektif, seperti pelarangan akses masuk, karantina, dan pengetesan ketat di perbatasan wilayah.

Jumlah kasus baru yang terkonfirmasi di China terendah di antara negara-negara yang diteliti.

Singapura dan Vietnam menempati peringkat terendah dalam angka kematian Covid-19 di antara negara-negara yang diteliti.

Dan, berkat respons penanganan pandemi yang tepat waktu di Korea Selatan, laju penularan harian di bawah 5.000 kasus di negara ini berlangsung selama 537 hari.

Untuk tingkat vaksinasi, China termasuk negara berkembang dengan vaksinasi Covid-19 tertinggi karena mampu mengembangkan dan memproduksi sendiri vaksin.

Kini, lebih dari 1,4 miliar dosis vaksin Covid-19 telah dibagikan di China.

China juga memasok lebih dari 500 juta dosis vaksin Covid-19 dan persediaan vaksin kepada lebih dari 100 negara dan organisasi internasional di seluruh dunia, atau setara dengan seperenam produksi vaksin global.

Namun, statistik ini juga mengungkap bahwa perkembangan vaksinasi di negara-negara berkembang lebih lambat ketimbang negara-negara maju.

Hal ini terjadi akibat kesenjangan besar dalam distribusi vaksin di dunia.

Negara-negara dengan tingkat vaksinasi yang buruk, seperti Vietnam dan Irak, masih jauh ketinggalan untuk mencapai kekebalan kelompok di tengah sejumlah kendala, seperti buruknya layanan kesehatan dan penimbunan vaksin yang dilakukan beberapa negara maju.

Polarisasi jumlah kasus terkonfirmasi, jumlah kematian, dan jumlah warga yang telah mendapatkan vaksin di beragam negara dan wilayah di dunia, tecermin dari statistik objektif.

Hal ini sangat berkaitan dengan kebijakan dan penanganan pandemi di tingkat nasional, terutama dalam konteks pencegahan dan pengendalian pandemi.

Laporan ini juga membuktikan peran besar pemerintah dalam pencegahan dan pengendalian pandemi.

Peran penting ini karena dampak serta rekomendasi pencegahan dan pengendalian pandemi diulas pakar kesehatan masyarakat terkemuka.

Tim Hotel Bintang Lima Sumbangkan Makanan Bagi Tenaga Kesehatan dan Pasien COVID-19

Jalan Sehat - Tim hotel bintang lima sumbangkan makanan bagi tenaga kesehatan dan pasien COVID-19. The Westin Surabaya Donasikan Makanan Sehat untuk Garda Terdepan dan Pasien COVID-19.

Tim Hotel Bintang Lima Sumbangkan Makanan Bagi Tenaga Kesehatan dan Pasien COVID-19


The Westin Surabaya membagikan paket makanan bernutrisi kepada tenaga kesehatan dan pasien COVID-19 di salah satu pusat perawatan COVID19 terbesar di Surabaya, Asrama Haji Surabaya.

Seluruh staf dan tim dari hotel bintang lima, The Westin Surabaya, bersama-sama menyumbangkan makanan bagi tenaga kesehatan dan pasien COVID-19 di Asrama Haji Surabaya, salah satu pusat perawatan COVID-19 terbesar di kota itu.

Pengiriman makanan dan minuman tersebut dilakukan pada 19 Juli, bekerja sama dengan asosiasi relawan COVID-19 pemerintah Surabaya.

Kegiatan donasi ini merupakan komitmen The Westin Surabaya dalam mendukung masyarakat dan komunitas tempat hotel tersebut beroperasi.

Sejumlah 150 paket makanan dan minuman sehat yang dibagikan selama masa Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) bersumber langsung dari Botanical Garden dan Chef's Garden yang dimiliki dan dikelola oleh The Westin Surabaya.

tim-hotel-bintang-lima-sumbangkan-makanan-bagi-tenaga-kesehatan-dan-pasien-covid-19
Tim hotel bintang lima sumbangkan makanan bagi tenaga kesehatan dan pasien COVID-19

"Kami menyadari pentingnya memberi perhatian lebih kepada tenaga kesehatan di Surabaya, yang telah mempertaruhkan nyawanya untuk menyelamatkan sesamanya selama pandemi ini," ujar Alamsyah Jo, Complex General Manager The Westin Surabaya & Four Points by Sheraton Surabaya Pakuwon Indah.

"Misi kami ialah untuk terus menghadirkan makanan gratis yang kaya nutrisi bagi mereka yang berada di garda terdepan pusat perawatan.

Seluruh makanan ini kami kemas dengan sangat baik, sesuai dengan standar The Westin Surabaya, dan dibuat langsung oleh para koki dari kebun yang tersedia di area hotel," tambah Jo.

Inisiatif ini merupakan bagian dari program Corporate Social Responsibility (CSR) The Westin Surabaya yang sedang berlangsung selama pandemi.

Ke depannya, program donasi makanan sehat dari hasil kebun ini akan rutin dilakukan setiap bulan, khususnya diperuntukkan bagi masyarakat yang paling terdampak, termasuk pengemudi ojek online dan panti asuhan.

Program donasi ini juga akan terus diselenggarakan untuk mendukung tim medis dan tim terkait lainnya yang merawat pasien yang pulih dari COVID-19 di Surabaya, termasuk masyarakat lokal lainnya yang terkena dampak COVID-19.

Saat ini, The Westin Surabaya juga menyediakan layanan khusus untuk tamu dan umum selama PPKM: Drive-Thru "Eat Well To Go" dan Drive-In Dine, dimana setiap pengunjung dapat menikmati berbagai pilihan menu sehat dengan promo "Beli 2 Gratis 3" dan diskon hingga 50% pada jam 6 sore.

Dengan program dining terbaru ini, pengunjung juga diajak untuk berkontribusi dalam berbagi bersama The Westin Surabaya.

Buka mulai pukul 10 pagi hingga 7 malam dan bertempat di area Welcome Lobby The Westin Surabaya, mereka dapat memesan berbagai pilihan makanan dari Drive-Thru dan Drive-In Dine.

Selanjutnya, 10% dari hasil penjualan tersebut akan didonasikan untuk membantu tenaga kesehatan, pasien COVID-19, dan masyarakat yang terdampak pandemi, melalui asosiasi sukarelawan COVID-19 di Surabaya.

Kebun Gizi dan Makanan Sehat di The Westin Surabaya


The Westin Surabaya memiliki dua kebun di area hotel dan sekitarnya. Pertama, Botanical Garden yang berlokasi di Pakuwon Golf and Family Club, dengan total area hijau seluas 375m2, dan dimanfaatkan untuk berbagai aktivitas berkebun untuk para tamu hotel.

Kebun kedua, Chef's Garden yang berlokasi di dalam area hotel, menghadirkan berbagai produk segar dan bernutrisi untuk seluruh tamu dan karyawan The Westin Surabaya.

Jenis-jenis tanaman yang dapat ditemukan di Botanical Garden dan Chef's Garden ini antara lain terong, bok choy, selada, mentimun, tomat, labu kuning, kunyit, jahe, kemangi, ubi jalar, dan lain-lain.

Westin Hotels & Resorts, pemimpin global di sektor perhotelan, telah mengedepankan wellness selama lebih dari satu dekade, dan memberikan yang terbaik kepada para tamu lewat Pillars of Well-Being: "Sleep Well", "Eat Well", "Move Well", "Feel Well", "Work Well", dan "Play Well".

Memiliki 225 hotel dan resor di hampir 40 negara dan wilayah, para tamu dapat menikmati penawaran wellness dan wellbeing, termasuk Heavenly Bed yang ikonik, WestinWORKOUT™ Fitness Studios dengan peralatan TRX terbaik, berbagai sajian menu terbaik dan bergizi, dan banyak lagi.

Pelanggan juga dapat terhubung dengan Westin melalui Twitter, Instagram dan Facebook. Dengan bangga, Westin berpartisipasi dalam Marriott Bonvoy, program perjalanan global dari Marriott International.

Lewat program ini, setiap anggota dapat menikmati berbagai portfolio merek global yang luar biasa, pengalaman eksklusif di Marriott Bonvoy Moments, dan berbagai manfaat istimewa termasuk menginap gratis dan Elite status recognition.

Marriott International, Inc. (NASDAQ: MAR) berbasis di Bethesda, Maryland, AS, dan mencakup portofolio lebih dari 7.500 properti di bawah 30 merek terkemuka, yang mencakup 132 negara dan wilayah. Marriott mengoperasikan dan mewaralabakan hotel serta melisensikan resor kepemilikan liburan di seluruh dunia.

Perusahaan ini juga menawarkan program perjalanan khusus, Marriott Bonvoy™, dan sebagai bagian dari tanggungjawab sosial korporasinya, tim hotel bintang lima sumbangkan makanan bagi tenaga kesehatan dan pasien COVID-19.

Konsumsi Kopi Dapat Kurangi Risiko Infeksi COVID-19

Jalan Sehat - Konsumsi kopi dapat kurangi risiko infeksi COVID-19. Menurut sebuah penelitian,  mengkonsumsi kopi secara teratur setidaknya satu cangkir setiap hari dapat dikaitkan dengan risiko infeksi COVID-19 yang lebih rendah.

Konsumsi Kopi Dapat Kurangi Risiko Infeksi COVID-19


Para peneliti dari Universitas Northwestern menerbitkan temuan dalam jurnal Nutrients, yang berasal dari analisis terhadap hampir 40.000 peserta di Biobank Inggris.

Tim riset tersebut mempelajari kebiasaan diet peserta sejak tahun 2006 hingga tahun 2010 dan menghipotesiskan risiko infeksi virus corona berikutnya pada tahun 2020.

Para peneliti secara khusus mengamati pola konsumsi para peserta atas minuman dan makanan seperti kopi, teh, daging olahan, daging merah, buah, sayuran, dan ikan berminyak.

Setelah menyesuaikan faktor-faktor seperti ras, usia, jenis kelamin, dan faktor-faktor lain seperti aktivitas fisik, tingkat BMI, dan riwayat kondisi medis tertentu, para peneliti menemukan kesimpulan bahwa, "kebiasaan mengkonsumsi kopi 1 cangkir atau lebih per hari dapat dikaitkan dengan penurunan risiko COVID-19 sekitar 10% dibandingkan dengan yang mengkonsumsi kopi kurang dari 1 cangkir per hari.”

konsumsi-kopi-dapat-kurangi-risiko-infeksi-covid-19
Konsumsi kopi dapat kurangi risiko infeksi COVID-19

“Kemungkinan positif COVID-19 adalah 0,90, 0,90, dan 0,92 ketika mengonsumsi 1 cangkir, 2-3 cangkir, dan 4+ cangkir kopi per hari (dibandingkan dengan yang mengkonsumsi kurang dari 1 cangkir per hari), masing-masing,” tulis studi tersebut.
 

Konsumsi kopi terkait dengan risiko infeksi COVID-19 yang lebih rendah


Menurut laporan dari penelitian tersebut, kopi mengandung sifat antioksidan dan anti-inflamasi, dan “konsumsi kopi berkorelasi baik dengan biomarker inflamasi” terkait dengan “keparahan dan tingkat kematian akibat COVID-19”.
Secara keseluruhan, efek imunoprotektif kopi terhadap COVID-19 masuk akal dan perlu diselidiki lebih lanjut.
Temuan lebih lanjut menunjukkan konsumsi harian setidaknya 0,67 porsi sayuran mengurangi risiko infeksi virus corona, tetapi daging olahan (seperti sosis dan ham) dikaitkan dengan peningkatan risiko, yang menurut para peneliti sebagian disebabkan oleh faktor makanan lain daripada konsumsi daging itu sendiri, karena konsumsi daging merah tidak menimbulkan risiko.

“Meskipun temuan ini memerlukan konfirmasi independen, kepatuhan terhadap perilaku diet tertentu dapat menjadi alat tambahan untuk pedoman perlindungan COVID-19 yang ada untuk membatasi penyebaran virus ini,” demikian para peneliti tersebut mengakhiri laporannya.

Sumber: https://nypost.com/2021/07/12/coffee-consumption-linked-to-lower-risk-of-covid-19/  

Konsumsi kopi dapat kurangi risiko infeksi COVID-19.

TNI Kerahkan Personel dan Alutsista untuk Dukung Pemerintah dalam Penanganan COVID-19

Jalan Sehat, Berita - TNI kerahkan personel dan alutsista untuk dukung Pemerintah dalam penanganan COVID-19. TNI sejak awal telah terlibat membantu Pemerintah dalam penanganan wabah pandemi COVID-19

TNI Kerahkan Personel dan Alutsista untuk Dukung Pemerintah dalam Penanganan COVID-19


Panglima TNI Marsekal TNI Dr. (H.C.) Hadi Tjahjanto, S.I.P., melaksanakan Rapat Kerja (Raker) virtual dengan Komisi I DPR RI, di Subden Mabes TNI, Jl. Merdeka Barat, Jakarta Pusat, Rabu (15/4/2020).
tni-kerahkan-personel-dan-alutsista-untuk-dukung-pemerintah-dalam-penanganan-covid-19
TNI Kerahkan Personel dan Alutsista untuk Dukung Pemerintah dalam Penanganan COVID-19
Rapat Kerja Komisi I DPR RI secara virtual tersebut dipimpin oleh Ketua Komisi I DPR Meutya Viada Hafidz didampingi oleh Wakil Ketua Komisi I Teuku Riefky dan Anggota Komisi I.

Sedangkan Panglima TNI didampingi secara virtual oleh Kasad Jenderal TNI Andika Perkasa dari ruang Puskodal Mabesad, Kasal Laksamana TNI Siwi Sukma Adji, S.E., M.M. dari ruang kerja Mabesal, Kasau Marsekal TNI Yuyu Sutisna, S.E., M.M. dari ruang kerja Mabesau, Kapuskes TNI Mayjen TNI Bambang Dwi Hasto dari Wisma Atlet Kemayoran.

Dalam rapat tersebut, Panglima TNI menjelaskan bahwa TNI sejak awal telah terlibat dalam penanganan Pandemi COVID-19.

Seluruh satuan, personel dan alutsista TNI dikerahkan untuk mendukung kebijakan pemerintah agar Pandemi COVID-19 ini dapat diatasi.

Panglima TNI juga menjelaskan bahwa TNI akan terus aktif membantu pemerintah pusat mensosialisasikan penerapan Pembatasan Sosial Bersekala Besar (PSBB) dalam upaya mengantisipasi perkembangan/eskalasi wabah COVID-19.

Komisi I DPR RI juga memeberikan apresiasi dan mendukung TNI untuk meningkatkan perhatian kepada para tenaga medis dan tenaga pendukung TNI lainya yang bertugas di garda terdepan penanganan pandemi COVID-19.

Pada kesempatan tersebut Komisi I DPR RI meminta TNI untuk mempercepat penyiapan Rumah Sakit (Rumkit) milik TNI sebagai Rumkit rujukan untuk penanganan COVID-19, mempercepat pembangunan fasilitas kesehatan dan rumah sakit darurat khusus COVID-19, serta menyiapkan operasi kontijensi TNI dalam pelaksanaan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) di tiap daerah dan mengakselerasi kinerja Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 di seluruh daerah.

TNI kerahkan personel dan alutsista untuk dukung Pemerintah dalam penanganan COVID-19.

OTG, Penyebab Cepatnya Penularan COVID-19 yang Sulit Diantisipasi

Jalan Sehat, COVID-19 - Orang Tanpa Gejala (OTG), penyebab cepatnya penularan COVID-19 yang sulit diantisipasi. OTG ini bagaikan penyebar maut dan pembunuh potensial yang mengancam setiap orang yang kontak dengannya, terutama kelompok rentan.

OTG, Penyebab Cepatnya Penularan COVID-19 yang Sulit Diantisipasi


Salah satu penyebab cepatnya penularan COVID-19 yang paling susah diantisipasi adalah Orang Tanpa Gejala (OTG).  OTG merupakan orang yang sudah terinfeksi COVID-19, namun tidak menunjukkan gejala sakit.

OTG ini bagaikan penyebar maut dan pembunuh potensial yang mengancam setiap orang yang kontak dengannya, terutama kelompok rentan. Oleh karena itu, harus dilakukan upaya guna menghentikan penyebaran penularan COVID-19 dengan selalu menjaga jarak aman antar orang dan cuci tangan dengan sabun secara disiplin.

Hal tersebut disampaikan Ketua Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19, Letjen TNI Doni Monardo dalam arahannya kepada Pati dan Pamen TNI yang tergabung dalam Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID19, bertempat di Posko Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19, Selasa malam (7/4/2020).
otg-penyebab-cepatnya-penularan-covid-19-yang-sulit-diantisipasi
OTG, Penyebab Cepatnya Penularan COVID-19 yang Sulit Diantisipasi 
Letjen TNI Doni Monardo menuturkan, saat ini seluruh dunia sedang menghadapi permasalahan COVID-19. Musuh yang dihadapi adalah penyakit yang disebabkan oleh virus atau COVID-19 yang tidak kelihatan secara kasat mata. Salah satunya solusinya adalah dengan segera memutus rantai penyebaran COVID-19 di masyarakat.

Adakan isolasi mandiri dengan melibatkan eleman masyarakat yang ada di wilayah masing-masing. Isolasi mandiri juga dilakukan dengan memisahkan kelompok rentan (manusia usia lanjut, dan orang dengan penyakit bawaan) untuk mencegah penularan COVID-19.

“Jika tidak maka korban akan bertambah banyak, kita tidak boleh kerja sendiri-sendiri melainkan dengan budayakan Gotong Royong yang merupakan warisan bangsa Indonesia,” ujarnya.
OTG, Penyebab Cepatnya Penularan COVID-19 yang Sulit Diantisipasi
Pengarahan di Posko Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19
Doni Munardo berharap unsur TNI diharapkan dapat menjadi bagian kampanye nasional untuk mengingatkan masyarakat yang berpotensi sebagai OTG dan membahayakan kaum rentan, memutus mata rantai penularan dan melindungi rakyat agar tidak tertular.

“Saya berharap penuh kehadiran sejumlah Perwira TNI yang telah tergabung dalam Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 untuk bekerja lebih optimal", tegasnya.

Orang Tanpa Gejala (OTG), penyebab cepatnya penularan COVID-19 yang sulit diantisipasi.

Cahaya, Pesan Rendy Saputra tentang Antisipasi Pandemi Virus Corona, untuk Keselamatan Jiwa Anak Bangsa

Jalan Sehat, COVID-19 – Seorang tokoh muda menulis tentang cahaya, pesan Rendy Saputra tentang antisipasi pandemi virus corona, untuk keselamatan jiwa anak bangsa. Simak tulisannya yang dikutip lengkap dari laman FB Rendy Saputra.

Cahaya, Pesan Rendy Saputra tentang Antisipasi Pandemi Virus Corona, untuk Keselamatan Jiwa Anak Bangsa


CAHAYA

Part 1

Sudah lama saya gak nulis panjang. Sudah lama juga saya gak bahas tentang opit naintin. Mungkin sepekan lebih. Walau isi kepala rasanya sudah sesak. Mau diungkap. Cuma ketahan.

Iya. Saya tahan.

Sejak saya mulai banyak diam tentang opit, sejak itulah saya diinvite ke grup WA khushs oleh Gus Ainun, pemimpin gerakan sosial kawal opit naintin.

Sekitar 100 lebih sedikit membernya. Para expert di bidang kesehatan, virolog, ahli wabah, dokter, analis, fisikawan, asisten professor. Ngumpul semua. Macem-macem. Sampai media pun ada.

Alhamdulillah ada staff khusus millenial Presiden. 3 orang. Satu yang aktif menjawab dan merespon kami. Alhamdulillah. Salute. Yang dua mungkin udah nyerah. Mute grup. Hehehehe.

Ada juga beberapa staff kepala daerah. Yang juga ada disana. Memfeeding info valid tentang perkembangan positif.

Maka sejak diam di linimasa FB, saya ribut di grup WA. Ha ha ha...

Karena merasa sudah ada saluran yang lebih clear ke pemerintah. Lewat gerakan kawal opit ini. Saya merasa terwakili.

Harusnya aspirasi dan keterwakilan lebih tersistem lewat parpol atau fraksi. Tapi entah mengapa ekstra parlementer ini lebih asik dan dinamis. Wallahualam. Mungkin saya gak punya saluran kali ya. He he he...

itulah masa diam beberapa waktu ini. Mencoba menelaah pembahasan di grup. Saya meyakini Allah azza wa jalla kasih karunia bisa belajar cepat. Jadi saya coba fahami dialog para ahli di grup WA. Saya baca berulang.

Beberapa paper yang di send format PDF juga saya coba baca cepat. Mencoba memahami intinya. Karena faham bahwa jangan sampai salah kasih saran kalo gak ngerti apa yang dihadapi.

Alhamdulillah, beberapa saran dan desakan dari gerakan kawal opit naintin didengar. Bahkan jika hari ini kami bawa isu A, besok sudah ada di media, atau jadi bahasan antar kepala daerah. Nampak banget grup WA ini strategis. Itulah mengapa saya pusatkan energi ke grup WA itu. Grup WA yang menurut saya jadi rujukan pemerintah bahkan media.

Salut juga. Staffsus Millenial Istana fast respond. Saya gak mau sebut siapa. Humble orangnya. Di postingan ini saya mau say thanks atas berbagai saran yang diteruskan ke Presiden. Langsung.

cahaya-pesan-rendy-saputra-tentang-antisipasi-pandemi-virus-corona-untuk-keselamatan-jiwa-anak-bangsa
Cahaya, Pesan Rendy Saputra tentang Antisipasi Pandemi Virus Corona, untuk Keselamatan Jiwa Anak Bangsa

*****

Lalu sekarang kira-kira saya mau nulis apa?

Cahaya... Karena bagi sebagian orang... Masa-masa ini gelap banget.

Beberapa pemimpin komunitas bahkan staff kepala daerah pun merujuk ke linimasa ini. Terima kasih kalo masih percaya. Semoga tulisan ini ada manfaatnya.

Tulisan saya kali ini tentang saran saya ke masyarakat. Saran ke negara dan pemerintah daerah juga akan saya sampaikan ulang disini, walau di grup WA sudah saya sampaikan.

Di tulisan part 1 ini saya fokus ke keselamatan jiwa anak bangsa. Berikut menyusul tentang ekonomi, strategi sosial atas wabah yang menyerang banyak sendi.

Maaf jika saya nulis ini alami aja. Gak pake kerangka-kerangka. Saya akan stop nulis jika dirasa cukup. Jadi kalo kepanjangan ya saya gak bisa pendek-pendekin.

Natural aja. Bagj yang membutuhkan silakan baca sampe beres. Yang merasa gak butuh, bisa skip. Saya nulis ini sebagai ikhtiar saja. Semoga Allah menyayangi kita semua.

*****

Sebelum saya masuk pada poin-poin saran dan rekomendasi. Saya ingin kita memahami hal fundamental terlebih dahulu. Ini tentang skenario negeri kita perang melawan opit.

Skenario ideal menghadapi opit ini memang dengan memutus rantai penularannya. Lalu membiarkannya tersirkulasi di tubuh manusia. Hingga habis sendiri.

Karena opit ini selalu butuh inang. Butuh tempat hidup. reservoir. Yaitu manusia.

Maka jika manusia yang dijangkiti memgurung diri, dan antibodi dirinya berhasil melawan opit naintin, si opit mati.

Namun jika sebelum antibodi menyerang, si opit berhasil ngirim saudaranya ke tubuh manusia yang lain, si opit berhasil bertahan hidup di manusia yang lain. Sampai semua manusia terjangkit, 60-70%, barulah si opit bingung, karena gak ada lagi uang bisa dijangkitin.

Wuhan pake cara ini. Mau Anda positif atau negatif pokoknya di rumah. 2 bulan lebih malah. Dan Wuhan bisa menekan kasus sampe 0 infeksi. Walaupun muncul lagi infeksi tanpa gejala di beberapa pekerja. Konon mereka lagi siap-siap untuk second wave. Tapi bisa dikendalikan.

Itu yang ideal. Semua warga kita anggap positif. Karantina wilayah. Lockdown. Gak boleh yang ada keluar rumah. Siapapun. Negara ambil tanggung jawab untuk menghidupi rakyatnya. Sudah banyak postingan yang menjelaskan skenario ini. Lengkap sama undang-undangnya.

Tapi kan ternyata sulit. Saya ngobrol sama temen di POLRI. Jumlah Polisi 487 ribu se Indonesia. Gak kebayang kalo harus dipaksa nahan 271 juta orang gak keluar rumah. Atau untuk jabodetabek saja. Yang populasinya total 25 juta jiwa. Sulit.

Saya sudah pernah bahas panjang. Waktu masih ramai dorongan untuk lockdown. Bahwa kultur negara kita gak siap. Ya jadi pilihan ini gak dipake. Yang dipake adalah Pembatasan Sosial Berskala Besar. PSBB. Silakan nanti disimak saja implementasinya. Intinya bukan total lockdown.

Nah... Skenario berikutnya yang pertengahan.

Oke gak usah lockdown, tapi dilakukan test massive. Sehingga yang positif bisa segera "terciduk", lalu "dikurung" di rumah. Di isolasi. Supaya gak nularin ke yang lain.

Korsel pake cara ini. Massive test. Dan masyarakatnya disiplin. Sebelum menyerang, warga korsel udah pada pake masker. Hehehehe.

Dan korsel berhasil melandaikan kurva infeksi. dan tenaga kerja kesehatan yang wafat cuma 1. Jangan tanya di negeri ini ya. Wallahualam.

Nampaknya negeri kita akan pake cara ini. Ini yang harus saya sampaikan ke teman-teman.

Laporan dari Jubir kemenkes, data angka positif opit memang landai. Masih sekitar 100an infeksi per hari.

Itu kecil karena Lab-lab daerah belum maksimal. Karena kapasitas Lab PCR juga terbatas.

InsyaAllah, data valid ya, semoga kejadian.

DKI dan Jabar akan bangun banyak Lab BSL 2 dan 3. Bio safety level. Kapasitas yang mau dikejar 5000 sd 10.000 test per hari. Makanya kalo dilihat skrg Jabar agresif swab test. DKI sebentar lagi juga nampaknya. Lakukan hal yang sama.

Lab-lab daerah sekarang kejar-kejaran untuk siapkan fasilitas PCR test. dan hasil swab test PCR di masing-masing Lab Kesehatan Daerah ini akan di feed ke pusat. Ini strateginya.

Swab test yang akurasinya hampir 100% akan mendetect ribuan positif opit yang belum terdeteksi. Setelah ketahuan positif ya harus isolasi. Kalo gak parah, isolasi di rumah. Temen-temen lagi siapin apps nya untuk kontrol yang positif pake GPS. Supaya gak nularin kemana-mana. Semoga implementasinhe bener.

Jangan kaget kalo beberapa hari kedepan angka infeksi per hari ribuan kasus. Ini karena Lab-lab daerah sudah bekerja.

Begitu kira-kira. Yang masih harus kerja keluar rumah, akan terus keluar rumah. Yang ketahuan positif ketahan isolasi.

Event kumpul-kumpul sudah dilarang. Ditekan. Social distancing dari arus bawah juga relatif cukup berhasil.

Namun dengan pola ini, berarti kita hanya memperlambat penularan virus.

Sehebat-hebatnya massive swab test, gak akan bisa memastikan yang positif opit terdeteksi. Karena belum tentu di test. Kecuali kalo semua orang dikurung 2 bulan di rumah.

Kita gak mungkin ngetest 25 juta orang. Korsel saja hanya ratusan ribu.

Ini yang harus kita fahami. Ini seknarionya.

*****

Meka berikut beberapa hal yang ingin syaa sampaikan ke publik,

1. Jaga Imunitas bukan candaan.


Bitter truth or false hope? Mau kebenaran yang pahit, atau harapan yang palsu.

Itu status yang ada di linimasa kawan saya hari ini. Banyak benernya.

Secara batin, doa, spritual, kita harus berharap dan menyangka yang baik-baik ke Allah azza wa jalla.

Namun jangan sampai mentalnya jadi gak waspada.

Skenario negeri yang saya paparkan diatas harusnya membuka kesadaran pada diri kita bahwa ....

Bahwa penularan akan terjadi merata dan sifatnya mayoritas akan terpapar.

Ada paper yang nenurut saya masuk akal. Bahwa ketika infeksi opit dosis tinggi, akan sangat mematikan. Ini mengapa resiko nakes sangat tinggi, karena paparan dosis tinggi.

Kita berharap paparannya dosis rendah. Sehingga hasilnya gak bergejala. Amien.

Kita berharap yang memapar merata adalah opit dengan strain yang lebih jinak. Ada S dan L. Virolog yang bisa jelasin. Saya gak mau masuk detailnya. Intinya semoga yang memapar ini adalah opit yang jinak.

Maka dengan demikian, kita perlu ikhtiar.
  • jaga kesehatan. Makan minum bergizi. Berolah raga. Jemuran sinar matahari yang cukup.
  • istirahat yang cukup. Apalagi WFH bikin kita tidur cukup.
  • jaga lapis orang tua kita agar tidak tertular. Prioritaskan untuk karantina mandiri di rumah sampai virus mereda.
  • tetap positif. Dan menyiapkan antibodi terbaik untuk hadapi resiko terburuk
  • banyak amal sholeh, wirid, agar dijauhkan dari opit, atau agar antibodi dicahayai hasil wirid.

Belum ada obat. Andai dirawat pun obat yang diberikan belum ada yang terbukti bisa menekan persebaran virus. Hanya antibodi yang terbukti bisa melawan virus hingga tidak ada lagi didalam tubuh.

Maka saya berdoa banget. Semoga anak bangsa kita kuat-kuat.

2. Ikhtiar pake masker dan tetap physical distancing.


Karena skenarionya gak lockdown. Jadi kita usaha ikhtiar terbaik. Jangan mentang-mentang gak lockdown terus kita jadi pundung dan membebaskan diri sembarangan. Akibat kesel sama negara. Misalnya.

Kaidah usul fiqh. Kalo gak bisa diambil semuanya. Jangan dibuang semuanya.

Masih bisa pake masker. Minimal kalo memang kita positif dan kita gak sadar, kita gak nularin ke orang lain. Droplet kekumpul di masker. Cheko lakukan ini. Wajib pake masker 1 negara.

Singapura bentar lagi. Lihat aja nanti. Negara akan bagi masker ke semua warganya. Ini langkah kecil yang cukup efektif. Walaupun tidak semua masker bisa menahan masuknya virus, minimal ngurangin resiko.

Menghindari keramaian dan meniadakan interaksi masih penting.

Gini, ada yang berpendapat bahwa pada akhirnya toh akan terpapar 60-70% populasi, baru wabah ini berhenti. Ya udah, kerja aja lagi, main aja lagi.

Gini... Cara mikirnya dibalik. Kalo Anda masih bisa kerja dari rumah. Masih punya liquid dana untuk bertahan hidup, maka jadilah 30-40% yang tidak perlu terpapar. Faham gak?

Akhirnya rakyat negeri ini yang masih harus kerja keluar rumah memang berisiko menjadi populasi 60-70% tadi.

Sama para sukarelawan yang bersedia terinfeksi cuma cuma. Siapa itu? Ya itu yang ngotot masih ngumpul-ngumpul, masih gak ngurangin pertemuan. Pada akhirnya merekalah yang mengisi 60-70% paparan. Baik lho mereka sebenernya ini, berkorban agar kekebalan bersama terjadi.

Mengerti ya? Mau jadi yang 60-70% atau mau jadi yang 30-40%. Kalo gam mau terpapar, ya diem dulu, sabar, buying time.

3. Fokus pada Nakes, APD dan alat penunjang.


Skenario yang dipake negeri ini memang akan memposisikan Tenaga Kerja Kesehatan di posisi yang sulit. Asli.

Sudah 1 juta lebih penduduk dunia terinfeksi. Data statistiknya cukup konsisten. 80% akan mengalami gejala ringan atau bahkan tak bergejala. 10-20% butuh perawatan. 5-10% gejala berat.

Dengan pola perang panjang terhadap opit. Kita berharap infeksi nya bisa lebih landai. Sehingga yang terjang bisa terawat dengan baik.

Tapi melihat lama nya perawatan atas opit ini, saya menduga pasti rumah sakit tetap akan kerepotan.

Sistem layanan kesehatan sebuah negara, tidak ada yang siap hadapi wabah. Kecuali Singapura dan Israel setahu saya. Yang lainnya kelimpungan. New York saja rumah sakitnya cukup chaos hari ini. Tidak usah bahas Italy. Lebih lebih.

Maka pengadaan APD, sangat strategis. Semua UMKM harusnya kerja bikin APD, bikin masker.

Gak papa ambil untung. Asal wajar. Bagus juga jadi menggerakkan donasi dari tumpukan uang di orang kaya ke pengadaan APD. Memutar ekonomi. saya tulis dilain waktu.

Nakes akan jadi ujung tombak. Maka sangat perlu diperhatikan makannya, layanan inapnya, perlengkapannya.

Hingga alat ventilator yang di berbagai negara mulai kekurangan. Rekomendasi saya, harus segera berani buat versi murahnya. Denger-denger ITB sudah bikin prototype nya.

Ini yang harusnya dikejar. Karena angka infeksi pasti tinggi, kalo masuk rumah sakit lalu kehabisan ventilator ya percuma. Akhirnya cuma jadi transit saja.

Ini gak main-main. Ventilator perbanyak. Gak usah ribut standard ini itu. Pokoknya bisa bantu napas, bikin paru-paru kepompa, udah bagus. Darurat.

4. Unit layanan kesehatan darurat


Saya pisahkan dari poin 3. Walau masih senafas. Ini tentang jumlah rumah sakit.

Sekarang aja gak cukup. Ini belum puncak opit. Ini belum puncak paparan.

Maka, bener-bener ini ya, bikin aja darili sekarang rumah sakit darurat. Pake container aja. Susun-susun. Di tiap kelurahan dan desa. Disamping puskesmas.

Itu yang kepulauan galangan, bingung juga, kalo puluhan ribu yang harus dirawat, naikin ke pesawatnya, landing, lalu mobilisasi. Waduh. Gak kebayang. Gak ngerti deh. Kepake atau nggak.

Daripada nanti banyak yang gak terselamatkan, warga, atau komunitas yang punya kapasitas, segera bikin rumah sakit darurat. Sekaligus dengan alat standard Intensif Care Unit ICU.

5. Edukasi isolasi mandiri. Rumah isolasi darurat.


Nyambung poin 3 dan 4, maka nanti setelah massive swab test berjalan, dan banyak yang positif, gak semuanya harus masuk rumah sakit.

Ini harus diedukasi. Bener-bener.

Jangan sampe cuma gara-gara beduit lebih, jadi minta dapat bed perawatan padahal tanpa gejala.

Mending amannya di rumah. Kalo gejala ringan dan bahkan gak bergejala. Lebih aman. Malah gak kena paparan virus dosis tinggi. Di rumah sakit, nunggu surat rujukan aja berjam jam. Akhirnya malah tambah penyakit.

Beneran ini. Satu negeri harus kompak edukasi, kasih tahu masyarakat. Kalo semua yang terdetect positif harus masuk rumah sakit, wah... Jebol.

Makadari itu solusi berikutnya adalah rumah isolasi darurat. Kalo rumah pengidap gak layak untuk isolasi mandiri, di masing-maskng RT harusnya dibuat rumah khusus isolasi darurat. makan dan hidup disitu. Sampe sembuh. Kalo gawat baru ke rumah sakit.

6. Satuan Gugus Tugas opit tiap kluster warga.


Maka nyambung dari poin 5, satuan gugus tugas itu jangan cuma skala nasional sampai kota kabupaten. Gak cukup mengcover.

Harus dibuat per cluster wilayah. Setidaknya per kelurahan dan desa. Lebih bagus lagi jika sampai ke tingkat RW.

7. Layanan Kematian.


Data ya. Dari web resmi DKI. Kematian di DKI yang rata-rata hanya 2000an per bulan, untuk maret 2020 ini melonjak 4000 lebih. Ini data.

Entah karena opit. Atau hanya kebetulan saja, data ini harusnya menjadi kesadaran kita bahwa bisa jadi infeksi ini sudah puluhan ribu orang, dan terlihat dari angka kematiannya.

Maka, dengan skenario negeri seperti ini, yang sangat berisiko memapar mayoritas anak negeri, Gus Ainun menitipkan pesan ini ke saya. Agar masyarakat bersiap.

Penolakan jenazah opit sudah merebak. Kita gak bisa edukasi warga yang sudah mentok fikirannya. Mending bangun area khusus.

Kepada pemerintah, entah pusat atau pun daerah,

Jangan sampai... Jangan sampai nih ya...

Udah mah melayani kesehatan rakyat aja amburadul, lalu mengurus kematian yang tinggal menguburkan saja juga gak becus. Ini akan jadi aib sejarah ke anak cucu.

Jadi mohon disiapkan tim fardhu kifayah standard protap opit. Di tiap kluster warga.

Disiapka areanya. Yang layak. Yang manusiawi. Karena strategi pembatasan sosial ini entah berhasil atau tidak.

Jerman memiliki 24.000 fasilitas ICU dengan ventilatornya. Sementara Jabar dengan populasi hampir se Korea Selatan hanya punya 200 hari ini. Ini fakta. InsyaAllah Kang Emil lagi kerja keras membangun kerjasama pengadaan dengan berbagai pihak.

Jadi tolong. Nomor 7 ini diresapi. Para pemerintah daerah lebih baik bikin satuan khusus untuk pemulasaran jenazah. Ini adab kemanusiaan. Sebagai bangsa beradab, harus kita fikirkan.

******

Demikian 7 saran dan rekomendasi saya kepada kawan-kawan sekalian.

Maaf panjang. Semoga manfaat.

Intinya negara sudah pada kemampuan maksimalnya. Anggaran 407 triliun siap jadi stimulus.

Masyarakat arus bawah juga terus bergerak. Doakan kawal opit naintin bisa maksimal membantu masyarakat melawan wabah ini.

Para ahli ilmu yang siap menderma diri sudah banyak. Para aktivis sosial kemanusiaan seperti saya dan kawan-kawan pun siap bergerak.

Semoga ada keajaiban. Opit memilih jinak di negeri ini. Fadhilah atas Ratib dan Wirid para waliyullah yang menjaga negeri.

Jinaklah kau wahai opit...
Negeri kami gak sesiap negeri yang lain..
Tolong pengertian...

URS

***

Kami tidak bertanggung jawab atas tulisan yang diposting ulang di grup-grup WA. Tulisan yang dapat dipertanggung jawabkan adalah yang berada di di akun FB Rendy Saputra.

Tulisan copaste ke grup WA rawaan edit dan manipulasi kesimpulan.

Terima kasih.

Tulisan asli dapat dicek di sini:
https://web.facebook.com/rendykeke/posts/2676114829339418


Cahaya, pesan Rendy Saputra tentang antisipasi pandemi virus corona, untuk keselamatan jiwa anak bangsa.

Prem Rawat Foundation Memberikan Perawatan Selama Krisis COVID-19

Jalan Sehat, Berita - Prem Rawat Foundation memberikan perawatan selama krisis COVID-19. Yayasan ini menyediakan lebih dari USD 150.000 untuk perawatan medis kritis, pelatihan dan peralatan untuk membantu orang-orang rentan yang menderita pandemi COVID-19.

Prem Rawat Foundation Memberikan Perawatan Selama Krisis COVID-19


Yayasan Prem Rawat, The Prem Rawat Foundation (TPRF), memberikan lebih dari USD 150.000 dalam bentuk hibah untuk memberikan perawatan yang menyelamatkan jiwa bagi kelompok rentan di seluruh dunia yang menderita pandemi COVID-19.

Setelah penelitian yang luas, TPRF memberikan hibah awal masing-masing USD 50.000 kepada tiga organisasi nirlaba yang berada dalam posisi kuat untuk membantu orang yang membutuhkan.

Dokter Tanpa Batas / Médecins Sans Frontières (MSF) dan International Medical Corps akan menggunakan dana tersebut untuk merawat pasien dan memberikan pelatihan penting dan peralatan medis untuk komunitas yang rentan penyakit di seluruh dunia.

prem-rawat-foundation-memberikan-perawatan-selama-krisis-covid-19
The Prem Rawat Foundation (TPRF) memberikan lebih dari $ 150.000 dalam bentuk hibah untuk memberikan perawatan yang menyelamatkan jiwa bagi kelompok rentan di seluruh dunia yang menderita pandemi COVID-19.
Sementara Cesvi akan lebih fokus membantu orang tua dan cacat yang menderita krisis di Italia utara.

Bantuan kemanusiaan dimungkinkan oleh kemurahan hati para donor di lebih dari 50 negara yang mendukung misi TPRF untuk meningkatkan martabat, perdamaian dan kemakmuran.

Pendukung TPRF terus menyumbang untuk inisiatif bantuan COVID-19, yang akan menyediakan lebih banyak dana untuk hibah tambahan untuk membantu lebih banyak orang.

“Terima kasih kepada Anda masing-masing yang mendukung TPRF dan memungkinkan bantuan vital ini. Bersama-sama, kami membuat perbedaan dalam kehidupan orang-orang yang membutuhkan perawatan kritis,” kata Linda Pascotto, Ketua Dewan TPRF.

Selain bantuan kemanusiaan, Pendiri TPRF, Prem Rawat, menawarkan pesan video harian yang mengangkat untuk mengatasi masa percobaan yang disebabkan oleh pandemi.

Seorang penulis dan pembicara terkenal, seri video barunya, "Lockdown," tersedia untuk ditonton secara gratis dalam beberapa bahasa di premorage [dot] com.

“Tawarkan satu sama lain kebaikan dan pengertian. Ini adalah waktu untuk empati, pemikiran jernih dan keberanian,” kata Prem dalam salah satu pesannya baru-baru ini.

Sejak ia mendirikan TPRF pada tahun 2001, organisasi nirlaba ini telah memberikan ratusan hibah kepada organisasi mitra di 40 negara, menyediakan jutaan dolar untuk berbagai prakarsa kemanusiaan, mulai dari bantuan bencana, perawatan medis dan infrastruktur air hingga laboratorium komputer untuk siswa.

TPRF juga membantu orang keluar dari kemiskinan melalui program Food for People, dan membantu orang menemukan kedamaian pribadi melalui Program Pendidikan Perdamaian.

Penilai independen, Guidestar dan Charity Navigator memberi TPRF peringkat tertinggi untuk transparansi, tanggung jawab fiskal, hasil dan manajemen.

Prem Rawat Foundation memberikan perawatan selama krisis COVID-19.

Telah Merebak Menjadi Wabah Pandemik, Apa yang Perlu Kita Ketahui Tentang Virus Corona

Jalan Sehat, COVID-19 - Telah merebak menjadi wabah pandemik, apa yang perlu kita ketahui tentang virus corona. Virus corona adalah jenis virus yang biasanya mempengaruhi saluran pernapasan burung dan mamalia, termasuk manusia.

Telah Merebak Menjadi Wabah Pandemik, Apa yang Perlu Kita Ketahui Tentang Virus Corona


Dokter mengasosiasikan virus ini dengan pilek, bronkitis, radang paru-paru, sindrom pernafasan akut yang parah (SARS), dan COVID-19. Virus ini juga dapat mempengaruhi usus.

Virus-virus ini biasanya menyebabkan gejala masuk angin parah, bahkan lebih parah dari penyakit serius. Namun, virus corona juga berada di belakang beberapa wabah yang lebih parah.

Selama 70 tahun terakhir, para ilmuwan telah menemukan bahwa virus corona dapat menginfeksi tikus, tikus, anjing, kucing, kalkun, kuda, babi, dan ternak. Terkadang, hewan-hewan ini dapat menularkan virus corona ke manusia.

Baru-baru ini, pihak berwenang mengidentifikasi wabah virus corona baru di Cina yang sekarang telah mencapai negara lain. Ia memiliki nama penyakit virus corona 2019, atau COVID-19.

Pada artikel ini, kami menjelaskan berbagai jenis virus corona manusia, gejalanya, dan bagaimana orang-orang menularkannya. Kami juga fokus pada tiga penyakit berbahaya yang telah menyebar karena virus corona: COVID-19, SARS, dan MERS.

Apa itu virus corona?

telah-merebak-menjadi-wabah-pandemik-apa-yang-perlu-kita-ketahui-tentang-virus-corona
Telah Merebak Menjadi Wabah Pandemik, Apa yang Perlu Kita Ketahui Tentang Virus Corona
Para peneliti pertama kali mengisolasi virus corona pada tahun 1937. Mereka menemukan virus corona yang menyebabkan infeksi virus bronkitis pada unggas hingga memiliki kemampuan untuk menghancurkan stok unggas.

Para ilmuwan pertama kali menemukan bukti human virus coronaes (HCoV) pada tahun 1960 di hidung orang-orang dengan flu biasa. Dua virus korona manusia bertanggung jawab atas sebagian besar flu biasa: OC43 dan 229E.

Nama "virus corona" berasal dari proyeksi seperti mahkota di permukaannya. "Corona" dalam bahasa Latin berarti "halo" atau "mahkota."

Di antara manusia, infeksi virus corona paling sering terjadi selama bulan-bulan musim dingin dan awal musim semi. Orang-orang secara teratur menjadi sakit karena flu karena virus corona dan mungkin terkena yang sama sekitar 4 bulan kemudian.

Ini karena antibodi virus corona tidak bertahan lama. Juga, antibodi untuk satu jenis virus corona mungkin tidak efektif terhadap yang lain.

COVID-19


Pada tahun 2019, Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) mulai memantau wabah virus corona baru, SARS-CoV-2, yang menyebabkan penyakit pernapasan yang sekarang dikenal sebagai COVID-19. Pihak berwenang pertama kali mengidentifikasi virus di Wuhan, Cina.

Sejak itu, virus telah menyebar ke negara-negara lain, baik di dalam maupun di luar Asia, memimpin Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) untuk menyatakan ini sebagai pandemi.

Pada 23 Maret, lebih dari 340.000 orang telah tertular virus di seluruh dunia, menyebabkan lebih dari 14.000 kematian.

Di Amerika Serikat, virus telah menyerang lebih dari 35.000 orang, mengakibatkan lebih dari 450 kematian.

Orang pertama dengan COVID-19 memiliki tautan ke pasar hewan dan makanan laut. Fakta ini menunjukkan bahwa hewan pada awalnya menularkan virus ke manusia. Namun, orang dengan diagnosis yang lebih baru tidak memiliki koneksi dengan atau terpapar ke pasar, membenarkan bahwa manusia dapat menularkan virus satu sama lain.

Informasi tentang virus langka saat ini. Di masa lalu, kondisi pernapasan yang berkembang dari virus corona, seperti SARS dan MERS, telah menyebar melalui kontak dekat.

Pada 17 Februari 2020, Direktur Jenderal WHO hadir di sebuah media yang memberikan pengarahan tentang pemutakhiran berikut tentang seberapa sering gejala COVID-19 parah atau fatal, menggunakan data dari 44.000 orang dengan diagnosis yang dikonfirmasi:

telah-merebak-menjadi-wabah-pandemik-apa-yang-perlu-kita-ketahui-tentang-virus-corona
Data tentang seberapa sering gejala COVID-19 parah atau fatal
WHO melaporkan bahwa kedua kelompok yang paling berisiko mengalami penyakit parah akibat infeksi SARS-CoV-2 adalah orang dewasa yang lebih tua, yang didefinisikan sebagai "lebih dari 60 tahun", dan individu yang memiliki kondisi kesehatan lain yang membahayakan sistem kekebalan tubuh mereka.

Menurut CDC, anak-anak tidak berisiko lebih tinggi untuk COVID-19 daripada orang dewasa.

Sementara saat ini tidak ada laporan ilmiah yang diterbitkan tentang kerentanan wanita hamil, CDC mencatat bahwa:

“Wanita hamil mengalami perubahan imunologis dan fisiologis yang mungkin membuat mereka lebih rentan terhadap infeksi pernapasan virus, termasuk COVID-19.”

CDC juga merekomendasikan bahwa bayi yang lahir dari ibu yang diduga atau dikonfirmasi COVID-19 ditempatkan dalam isolasi sebagai "orang dalam pemantauan."

Gejala COVID-19


Gejala bervariasi dari orang ke orang dengan COVID-19. Ini mungkin menghasilkan sedikit atau tanpa gejala. Namun, itu juga dapat menyebabkan penyakit parah dan mungkin berakibat fatal. Gejala umum meliputi:
  • demam
  • sesak napas
  • batuk
  • berpotensi kehilangan rasa atau bau
Mungkin butuh 2-14 hari bagi seseorang untuk melihat gejala setelah infeksi.

Saat ini tidak ada vaksin untuk COVID-19. Namun, para ilmuwan sekarang telah mereplikasi virus. Ini dapat memungkinkan deteksi dini dan pengobatan pada orang yang memiliki virus tetapi belum menunjukkan gejala.

National Institutes of Health (NIH) menyarankan bahwa beberapa kelompok orang memiliki risiko tertinggi mengalami komplikasi akibat COVID-19. Kelompok-kelompok ini termasuk:
  • anak muda
  • orang berusia 65 tahun atau lebih
  • wanita yang sedang hamil
CDC menyarankan bahwa meskipun ada laporan komplikasi pada anak kecil, ini jarang terjadi. COVID-19 paling umum menghasilkan gejala ringan pada anak-anak.

Gejala umum virus corona


Gejala pilek atau flu biasanya mulai dari 2-4 hari setelah infeksi virus corona dan biasanya ringan. Namun, gejalanya bervariasi dari orang ke orang, dan beberapa bentuk virus bisa berakibat fatal.

Gejala mungkin termasuk:
  • bersin
  • hidung meler
  • kelelahan
  • batuk
  • demam
  • sakit tenggorokan
  • asma yanng bertambah parah
Para ilmuwan tidak dapat dengan mudah membudidayakan virus korona manusia di laboratorium tidak seperti rhinovirus, yang merupakan penyebab flu biasa lainnya. Ini membuatnya sulit untuk mengukur dampak virus corona pada ekonomi nasional dan kesehatan masyarakat.

Tidak ada obat untuk virus corona yang menyebabkan gejala-gejala yang menyerupai flu biasa. Perawatan termasuk perawatan mandiri dan obat bebas (OTC). Orang dapat mengambil beberapa langkah, termasuk:
  • beristirahat dan menghindari kerja berlebihan
  • cukup minum air putih
  • menghindari area merokok dan berasap
  • mengambil acetaminophen untuk rasa sakit dan demam
  • menggunakan pelembab yang bersih atau vaporizer kabut dingin
Seorang dokter dapat mendiagnosis virus yang bertanggung jawab dengan mengambil sampel cairan pernapasan, seperti lendir dari hidung, atau darah.

Jenis


Virus corona milik subfamili Coronavirinae dalam keluarga Coronaviridae.

Berbagai jenis virus korona manusia bervariasi dalam seberapa parah penyakit yang dihasilkan menjadi, dan seberapa jauh mereka dapat menyebar.

Dokter saat ini mengenali tujuh jenis virus corona yang dapat menginfeksi manusia.

Jenis yang umum termasuk:
  • 229E (alpha virus corona)
  • NL63 (alpha virus corona)
  • OC43 (beta virus corona)
  • HKU1 (beta virus corona)
Strain yang lebih jarang yang menyebabkan komplikasi lebih parah termasuk MERS-CoV, yang menyebabkan sindrom pernapasan Timur Tengah (MERS), dan SARS-CoV, virus yang bertanggung jawab atas sindrom pernafasan akut akut (SARS).

Pada tahun 2019, jenis baru yang disebut SARS-CoV-2 mulai beredar, menyebabkan penyakit COVID-19.

Penularan


Penelitian terbatas tersedia tentang bagaimana HCoV menyebar dari satu orang ke orang lain.

Namun, para peneliti percaya bahwa virus menularkan melalui cairan dalam sistem pernapasan, seperti lendir.

Virus corona dapat menyebar dengan cara berikut:
  • Batuk dan bersin tanpa menutup mulut dapat menyebarkan tetesan ke udara.
  • Menyentuh atau berjabat tangan dengan orang yang memiliki virus dapat menularkan virus di antara individu.
  • Lakukan kontak dengan permukaan atau benda yang memiliki virus dan kemudian menyentuh hidung, mata, atau mulut.
  • Beberapa virus corona hewan, seperti feline virus corona (FCoV), dapat menyebar melalui kontak dengan kotoran. Namun, tidak jelas apakah ini juga berlaku untuk virus corona manusia.
Virus corona akan menginfeksi kebanyakan orang pada suatu waktu selama masa hidup mereka.

Virus corona dapat bermutasi secara efektif, yang membuatnya sangat menular.

Untuk mencegah penularan, orang harus tinggal di rumah dan beristirahat sementara gejalanya aktif. Mereka juga harus menghindari kontak dekat dengan orang lain.

Menutup mulut dan hidung dengan tisu atau sapu tangan saat batuk atau bersin juga dapat membantu mencegah penularan. Penting untuk membuang semua jaringan setelah digunakan dan menjaga kebersihan di sekitar rumah.

SARS


SARS adalah penyakit menular yang berkembang setelah infeksi oleh virus corona SARS-CoV. Biasanya, itu mengarah ke bentuk pneumonia yang mengancam jiwa.

Selama November 2002, virus dimulai di Provinsi Guangdong di Cina selatan, akhirnya mencapai Hong Kong. Dari sana, virus ini menyebar dengan cepat ke seluruh dunia, menyebabkan infeksi di lebih dari 24 negara.

SARS-CoV dapat menginfeksi saluran pernapasan bagian atas dan bawah.

Gejala-gejala SARS berkembang selama seminggu dan mulai dengan demam. Pada awal kondisi, orang mengembangkan gejala seperti flu, seperti:
  • batuk kering
  • panas dingin
  • diare
  • sesak napas
  • sakit
Pneumonia, infeksi paru-paru yang parah, biasanya berkembang. Pada stadium paling lanjut, SARS menyebabkan kegagalan paru-paru, jantung, atau hati.

Menurut CDC, pihak berwenang menandai 8.098 orang telah mengontrak SARS selama wabahnya. Dari jumlah tersebut, 774 infeksi fatal. Ini sama dengan tingkat kematian 9,6%.

Komplikasi lebih mungkin terjadi pada orang dewasa yang lebih tua, dan setengah dari semua orang yang berusia di atas 65 tahun yang menjadi sakit tidak bertahan hidup. Pihak berwenang akhirnya mengendalikan SARS pada Juli 2003.

Namun, itu masih dapat terjadi setelah infeksi dengan SARS-CoV.

MERS


MERS menyebar karena virus corona yang dikenal sebagai MERS-CoV. Para ilmuwan pertama kali mengenali penyakit pernapasan parah ini pada 2012 setelah muncul di Arab Saudi. Sejak itu, telah menyebar ke negara lain.

Virus ini telah mencapai A.S., sementara wabah terbesar di luar Semenanjung Arab terjadi di Korea Selatan pada tahun 2015.

Gejala MERS termasuk demam, sesak napas, dan batuk. Penyakit ini menyebar melalui kontak dekat dengan orang-orang yang sudah memiliki infeksi. Namun, semua kasus MERS memiliki hubungan dengan individu yang baru saja kembali dari perjalanan ke Semenanjung Arab.

Sebuah studi pada 2019 tentang MERS menemukan bahwa penyakit ini berakibat fatal pada 35,2% orang yang tertular.

Telah merebak menjadi wabah pandemik, apa yang perlu kita ketahui tentang virus corona.

Ad Placement

Ad Placement

Artikel

Info Kesehatan

COVID-19